VIral Wanita di Makassar Parangi Ibu Kandung
Wanita di Makassar Bacok Ibu Kandung dengan Parang
Makassar – Kasus kekerasan domestik kembali terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan. Kali ini, seorang wanita tega membacok ibu kandungnya sendiri dengan menggunakan parang. Peristiwa tragis ini menggemparkan warga setempat dan menarik perhatian publik di Indonesia.
@firdausedho Membalas @Nurhidaya Muzakkir 🫨🫨😱#makassarviral ♬ Forever Young - Alphaville
Insiden mengerikan tersebut terjadi pada Minggu, 24 September 2024, di sebuah rumah yang terletak di Kecamatan Biringkanaya, Makassar. Warga setempat terkejut mendengar teriakan minta tolong dari rumah korban. Ketika warga datang untuk memeriksa, mereka mendapati seorang ibu terluka parah akibat serangan yang dilakukan oleh putrinya sendiri.
Korban adalah seorang wanita berusia sekitar 50 tahun, yang merupakan ibu kandung dari pelaku. Identitas keduanya belum sepenuhnya diungkapkan oleh pihak kepolisian untuk melindungi privasi keluarga. Namun, diketahui bahwa pelaku adalah anak kandung korban yang berjenis kelamin perempuan.
Menurut keterangan saksi mata dan pihak kepolisian, peristiwa ini bermula dari percekcokan antara ibu dan anak. Pelaku kemudian diduga emosi dan secara tiba-tiba mengambil parang yang ada di rumah dan menyerang ibunya. Korban mengalami luka serius di bagian kepala dan tubuh akibat tebasan parang tersebut. Setelah melakukan aksi brutalnya, pelaku langsung melarikan diri dari tempat kejadian.
Motif pelaku melakukan tindakan kejam tersebut masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian. Namun, dari informasi awal yang didapat, perselisihan internal keluarga diduga menjadi pemicu utama dari serangan tersebut. Menurut keterangan warga sekitar, pelaku dan korban sering terlibat dalam pertengkaran. Masalah ekonomi juga diduga menjadi faktor pemicu konflik di antara mereka.
Peristiwa sadis ini terjadi di rumah korban yang berada di kawasan Kecamatan Biringkanaya, Makassar. Rumah tersebut kini telah dipasangi garis polisi untuk keperluan penyelidikan. Lokasi kejadian dipenuhi oleh warga yang penasaran, sementara pihak kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengumpulkan bukti lebih lanjut.
Setelah mendapatkan laporan dari warga, polisi segera datang ke lokasi dan melakukan tindakan cepat untuk menyelamatkan korban. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif. Hingga saat ini, kondisi korban masih kritis. Polisi juga bergerak cepat untuk mengejar pelaku yang melarikan diri. Berdasarkan informasi terbaru, pelaku telah berhasil ditangkap di lokasi yang tidak jauh dari tempat kejadian.
Kepala Kepolisian Sektor Biringkanaya, AKP Mardiono, memberikan keterangan kepada media mengenai kasus ini. "Kami telah menangkap pelaku dan saat ini sedang menjalani pemeriksaan intensif. Motif dari peristiwa ini masih kami dalami, dan kami meminta agar masyarakat tidak menyebarkan spekulasi yang belum terverifikasi," ungkapnya.
Latar Belakang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bukanlah hal baru di Indonesia. Menurut data yang dirilis oleh Komnas Perempuan, setiap tahun terdapat ribuan laporan KDRT yang diterima dari seluruh wilayah Indonesia. Perempuan sering kali menjadi korban utama, meskipun dalam beberapa kasus, perempuan juga bisa menjadi pelaku kekerasan, seperti yang terjadi dalam peristiwa di Makassar ini. Faktor pemicu KDRT bisa beragam, mulai dari masalah ekonomi, tekanan sosial, hingga konflik internal yang berkepanjangan.
Kasus ini memicu reaksi luas dari masyarakat. Banyak pihak yang menyayangkan terjadinya kekerasan yang melibatkan hubungan ibu dan anak, sebuah hubungan yang seharusnya dilandasi oleh kasih sayang dan saling pengertian. "Ini sangat menyedihkan. Sebagai seorang ibu, saya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan korban. Hubungan ibu dan anak itu sakral, dan kasus ini benar-benar mencederai nilai-nilai tersebut," ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Di sisi lain, para aktivis perempuan dan perlindungan anak menyerukan agar masyarakat lebih peduli terhadap tanda-tanda kekerasan dalam rumah tangga. Mereka juga meminta pemerintah untuk memperkuat program-program yang mendukung kesejahteraan keluarga dan mencegah konflik keluarga yang berujung pada kekerasan.
Kasus ini menambah panjang daftar kekerasan domestik yang terjadi di Indonesia. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh keluarga korban dan pelaku, tetapi juga komunitas sekitar. Kekerasan dalam rumah tangga sering kali memiliki efek domino yang luas, mempengaruhi stabilitas sosial dan mental dari individu yang terlibat, serta menciptakan trauma bagi lingkungan sekitar.
Psikolog Dr. Andi Suryadi menjelaskan bahwa kekerasan seperti ini sering kali dipicu oleh masalah yang sudah berlangsung lama dan tidak terselesaikan. "Kita perlu melihat akar masalahnya. Dalam banyak kasus, kekerasan terjadi karena akumulasi dari berbagai konflik yang tidak pernah diselesaikan dengan baik. Sayangnya, ketika emosi memuncak, kekerasan sering kali dianggap sebagai solusi, padahal dampaknya bisa sangat merusak," jelasnya.
Kasus pembacokan yang melibatkan seorang anak terhadap ibu kandungnya di Makassar menjadi alarm bagi masyarakat dan pemerintah untuk lebih memperhatikan tanda-tanda kekerasan dalam rumah tangga. Penanganan dini terhadap konflik keluarga dan pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat menjadi langkah preventif dalam mencegah terjadinya KDRT.
Saat ini, pelaku telah berada dalam tahanan polisi dan akan menghadapi proses hukum sesuai dengan aturan yang berlaku. Sementara itu, korban masih berjuang untuk pulih dari luka-luka yang dideritanya. Pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap motif di balik tindakan keji ini.
Posting Komentar